Sumber Ilustrasi: Buku Alkimia Cinta
Alam raga
Cermin ruh
Alam ruh
Cermin raga
Semua cerminannya
Maha suci dia
(Bagir, 2021)
Apa tanda-tanda Tuhan yang paling dekat denganmu? Ia adalah ruh yang bersemayam di ragamu dan raga yang menampakkan kehadiran ruh dalam tindak tandukmu. Manusia—sebagian kecil dari alam, napas Sang Pencipta.
Haidar Bagir dalam bukunya Alkimia Cinta, menyebut manusia sebagai mikrokosmos (alam saghir) menjadi bagian dari alam yang merupakan makrokosmos (alam kabir). Manusia dan alam saling terhubung dan keduanya mencerminkan Tuhan. Dari yang berwujud fisik hingga ruh, cinta-Nya hadir dalam segala bentuk. Dari kehidupan yang kecil hingga yang besar, kasih sayang Tuhan menyertai seluruhnya.
Syair di atas hanya potongan kecil dari apa yang ditulis Bagir dalam Alkimia Cinta. Buku ini berisi 60 syair tentang cinta dan ketuhanan. Bagir yang merupakan penulis buku sekaligus murid tasawuf, menyertai setiap syair yang ditulisnya dengan syarah atau uraian singkat. Disajikannya syarah menjadi salah satu pembeda Alkimia Cinta dengan buku-buku spiritual lainnya. Syarah memuat interpretasi syair dan ajaran dasar yang merujuk pada Al-Qur’an dan hadis.
Gagasan Bagir yang tertuang melalui syair-syairnya menjadi medium pembaca untuk menelusuri dimensi spiritual Islam. Syair mewadahi kata-kata yang terkadang terasa rigid dan terbatas dalam mengungkapkan fitur batin yang kompleks. Ketika mendaras maknanya, pembaca diberikan peluang untuk memahami esensi berdasarkan imajinasi dan pengalaman spiritualnya.
Alkimia Cinta adalah bagian dari percikan ruh dan cinta Tuhan. Di dalamnya, kasih sayang Tuhan terasa hangat, dekat, dan menyatu. Buku ini menawarkan pengalaman batin yang hadir dari pertanyaan dasar, seperti “Dari mana aku berasal?” dan “Ke mana aku akan pulang?”
Sebagai pengantar kepada tasawuf (‘irfan), pembaca diajak untuk menyelami esensi dari hubungan antara manusia dan Yang Mahakuasa serta bagaimana cinta menjadi pusat dari segala-galanya.
Cinta adalah sumber kehidupan. Cinta adalah jalan menuju Tuhan, pengantar kerinduan.
Baca Juga: Cara Menulis yang Menyenangkan Ala Pidi Baiq
Author: Dine Hasya Dwifa
Editor: Mahmudah Salma Nur Iftikhar