Sajak Serak

matahari membakar jalan-jalan menumbuhkan

matahari baru di kepala para demonstran

sungai tercipta, di sana, memenuhi aspal juga trotoar mengalirkan banjir kekecewaan bersama

darah dan air mata rakyat dipenuhi pertanyaan

tentang keadilan yang selalu disepelekan

kebijakan penguasa membangkitkan amarah

rakyat sanggup membirulebamkan apa saja bahkan wajah istana yang berganti warna sebulan sekali

sanggup membakar ban lalu memerahkan langit

dan menyulut keberanian pada siapa saja yang kecewa

dan kami akan terus meneriakkan perjuangan kami

meski seluruh pengeras suara telah dirampas

jendela-jendela istana ditutup, dan semua dewan menyumbat telinga mereka

kami memiliki pita suara yang tak akan pernah putus

kami memiliki suara yang tak kunjung padam

sebab suara kami, suara rakyat yang lelah ditindas!

2019

Baca juga: Tangan Tuhan

Penulis: Rauf Fauzy, Sekretaris Jenderal Arena Studi Apresiasi Sastra UPI.