Semesta, Bumi, dan Pembunuh Kecil

Sebuah puisi dari Desti Pratiwi.

Semesta, Bumi, dan Pembunuh Kecil

Barangkali semesta lelah
Barangkali bumi letih.

Masih dapat kudengar kabar-kabar kematian
dari suara petinggi negeri yang berdiri tegak di layar televisi
Tentang pembunuh kecil yang menyerang seluruh bumi
Tentang si kaya, si miskin, si pemurung, si pemarah
yang dipaksa berdiam diri
jika tak ingin nyawa dihabisi

Ada yang resah di dalam rumah
hingga pikiran-pikirannya berlarian pada ketakutan kehabisan rupiah,
Ada yang marah di luar rumah
hingga hewan berjenis makian keluar dari mulutnya,
Ada yang berjuang menyelamatkan daksa-daksa
yang menggelepar dihabisi si pembunuh kecil

Barangkali manusia telah begitu haus darah
dan giat berbuat kacau
membuat semesta tersedu, bumi babak belur
Hingga kini masih dapat kulihat jejak dukanya
membiru, berlubang, pengap, bernanah.

Barangkali bagi bumi bagi semesta
Luka dibalas luka.

Semesta kini sedang memanen luka
Bumi sedang hilang imbang
Yang kini berusaha menyembuhkan diri
mengirim sebagian penghuninya pada hidup selanjutnya

Barangkali telah sampai waktunya
manusia tak lagi hanya berbincang tentang keuntungan mereka
kemudian ruginya dilemparkan pada semesta
Barangkali telah sampai waktunya
manusia tak lagi hanya meraup berbungkus-bungkus kekayaan
kemudian cangkangnya mereka lempar pada bumi

Barangkali semesta lelah bumi letih,
tetapi tak memilih mati.

(2020)

Baca juga: Tersirat

Penulis: Desti Pratiwi