Jumat, 18 Maret 2022 – Geothe Institute Bandung bekerja sama dengan ITB dan FTV UPI menyelenggarakan sebuah Pameran Seni bertajuk “Ajeg Melampaui Diri”. Berlokasi di gedung eks bioskop dian, Jl. Dalem Kaum No. 63 Balonggede, Regol, pameran ini berlangsung dari tanggal 18 Maret – 24 April 2022 setiap hari pada pukul 12.00 – 17.00 WIB.
Pameran “Ajeg Melampaui Diri” dilandasi oleh proses lokakarya Ajeg pada jejak, interaksi antara psikologi manusia, artefak representasional, konteks sejarah, lingkungan digital, dan identitas budaya Nusantara yang mendasari pemahaman komprehensif juga pengalaman estetis untuk merekam reaksi emosional dan memberikan kontribusi terhadap penyelidikan praktik estetika.
Pameran ini diisi oleh 13 Seniman Muda di antaranya Widi Asari, Nur Ilham Natsir, dan Agung Eko Sutrisno serta dikuratori oleh Tisna Sanjaya dan Erik Pauhrizi. Pameran “Ajeg Melampaui Diri” merupakan proyek pameran dalam merespon pengembangan keberlanjutan 100 tahun Joseph Beuys, seniman yang dinilai memiliki semangat kedamaian.
Dengan respon tersebut, 13 seniman diarahkan memiliki spirit Joseph Beuys yang menitikberatkan pesan atau spirit perdamaian di tengah kacaunya peradaban manusia yang dilihat melalui kondisi objektif hari ini, melalui persepsi senimannnya masing-masing.
Rizal, salah satu apresiator pameran tersebut mengemukakan pendapatnya tentang pameran “Ajeg Melampaui Diri”, “Pertama speechless karena baru tahu ada bangunan bersejarah di pusat kota yang terbengkalai, bahkan orang-orang melewati bangunan itu seolah itu adalah bangunan biasa yang dilapisi poster “janji-janji para pejabat”. Saya rasa tak banyak orang mengetahui bangunan tersebut, upaya pameran ini yang diprakarsai oleh Goethe Institute untuk mengingat kembali dan merestorasi bioskop dian menjadi ruang serta wadah kesenian khususnya untuk semua seniman di Bandung, dalam karya-karyanya seniman juga berusaha menyampaikan upaya restorasi. Saya harap dengan adanya pameran ini, kita bisa sadar pentingnya bangunan bersejarah. Karena itu merupakan identitas dari kota tersebut.”.
Dengan dipilihnya eks bioskop dian menjadi ruang pameran diharapkan dapat mendorong masyarakat dan pemerintah setempat untuk sadar. Karena, jika dilihat secara nilai estetika ya memang di luar sangat terlihat indah, tetapi, jika dilihat lebih dalam bangunan di dalamnya kumuh dengan atap yang roboh. Maka dari itu, sangat penting melestarikan aset sejarah dan nilai-nilai pendidikan di balik kisahnya.
Baca Juga : Pameran “Salone Del Sneakers” Kolaborasi C On Temporary bersama Wormhole dan Vans Indonesia
Penulis : Abdul Azis Zulfikar Karim
Editor : Algina Shofiyatul Husna
Fotografer : Syamil Hilminiandra