Anies Rasyid Baswedan diundang oleh Fakultas Bahasa dan Sastra (FPBS), Universitas Pendidikan Indonesia untuk mengajar kuliah umum dengan tema “Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air melalui Pendidikan Bahasa dan Sastra”. Kuliah umum ini dilaksanakan luring di Auditorium FPBS dan daring melalui virtual Zoom pada Rabu (06/11/2024).
Anies disambut mahasiswa UPI dengan antusiasme yang sangat tinggi. Ruang Auditorium FPBS dipadati ratusan mahasiswa dan melebihi kapasitas ruangan tersebut. Pada ruang virtual Zoom, jumlah yang hadir secara daring pun hampir mencapai 900 partisipan.
Selain itu, civitas akademik lain seperti dosen, staf, panitia, dan tenaga didik lainnya hadir dengan jumlah yang tidak kalah banyak dengan mahasiswa di tempat luring maupun daring.
Kuliah Umum FPBS UPI resmi dibuka oleh Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd., M.A., Wakil Rektor Bidang Riset Usaha dan Kerja Sama. Beliau memberi sambutan serta dukungan penuh terhadap dimulainya kuliah umum tersebut.
“Suatu kehormatan bagi kita kedatangan beliau. Abah Anies itu bagian dari keluarga UPI. Ibunya alumni UPI ketika tahun enam puluhan dan Pak Anies sudah berkali-kali datang ke UPI ketika pengukuhan guru besar,” ucapnya.
Pada Kuliah Umum “Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air melalui Pendidikan Bahasa dan Sastra”, Anies, sebagai narasumber, memberikan ucapan terima kasih karena telah diberikan kesempatan untuk mengajar.
“Terima kasih atas undangannya, saya terima ini sebagai panggilan ke kampung halaman sendiri,” ungkapnya dalam kuliah umum.
Anies juga menyampaikan beberapa poin penting terkait bahasa dan sastra. Dalam konteks Indonesia, persatuan yang dimiliki itu pondasinya adalah Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia bukan hanya sekadar alat komunikasi, melainkan esensi identitas bangsa. Demikian juga sastra, ia membawa perubahan bangsa melalui kata-kata sederhana tetapi ekspresif. Banyak karya sastra mampu mengobarkan api semangat perjuangan bangsa.
Anies, Sarjana Ekonomi, Mengajar Kuliah Umum Bahasa dan Sastra?
Dilihat dari rekam jejaknya, Anies bukanlah lulusan ataupun seseorang yang bergelut di bidang bahasa dan sastra, melainkan lulusan sarjana ekonomi. Dalam kesempatannya ia bertanya-tanya juga mengapa yang diundang malah sarjana ekonomi.
“Meningkatkan rasa cinta tanah air melalui pendidikan bahasa dan sastra yang diundang adalah sarjana ekonomi, saya seperti menggarami air laut,” tuturnya.
Sementara itu, ketika sambutan kuliah umum, Wakil Rektor Bidang Riset Usaha dan Kerja Sama juga telah menyampaikan bahwa Anies merupakan bagian dari keluarga UPI. Hal ini mengindikasikan adanya kedekatan hubungan antara Anies dengan civitas akademik UPI.
Alasan Lain Anies Bisa Mengajar Kuliah Umum di FPBS UPI
Selain karena kedekatan hubungan, jika ditelusuri dari sejarahnya, semasa Anies menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2014-2016), ia membuat program pemberdayaan seni dan sastra yang bernama Belajar Bersama Maestro.
Kemudian alasan lainnya yakni Anies begitu dekat dengan pemberdayaan guru. Ia menjadi inisiator ketika program Indonesia Mengajar yang memberdayakan dan mengembangkan lema atau kata baru setiap tahunnya pada Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Salah satu postingan menfess UPI di X mempertanyakan alasan kehadiran Anies pada kuliah umum bahasa dan sastra, meskipun lulusan sarjana ekonomi, “Nder, dulu beliau Mendikbud juga inisiator program ‘Indonesia Mengajar’, value yang ada di sana tuh, ya, sangat capable untuk sharing di kuliah umum FPBS kemarin,” ketik V di komentar postingan.
Meskipun begitu, berbagai komentar juga mengatakan Anies dahulu seorang Mendikbud dan bekerja sama dengan Prof. Dr. Dadang Sunendar. M. Hum., dosen Program Studi Prancis yang sekarang menjabat sebagai Kepala Badan Bahasa Nasional. Saat itu, dibuatlah program untuk memperkaya lema Bahasa Indonesia dalam KBBI.
Jadi, itulah beberapa alasan kehadiran Anies Rasyid Baswedan dalam kuliah umum bahasa dan sastra. Meskipun Anies lulusan ekonomi, tetapi ada beberapa alasan ia mengajar di FPBS. Mulai dari kedekatan hubungan dengan civitas akademik UPI, menjadi Mendikbud, menjalankan Program Belajar Bersama Maestro, dan Indonesia Mengajar.
Penulis: Saddam Nurhatami Umardi Putra
Editor: Laksita Gati Widadi
Baca Juga: Asa Mahasiswa Difabel Gapai Kesetaraan di Kampus Bumi Siliwangi