Selamat pagi teman-teman, bagaimana apakah sudah mulai bosan dengan pandemi Covid-19 yang tak kunjung selesai ini? Jujur saya sendiri tidak lagi bosan. Entah terbiasa, entah juga tak lagi memperdulikannya. Gontok-gontokan seputar siapa yang salah ketika pandemi tak kunjung berakhir, apa yang menjadi masalah mungkin juga sudah tidak lagi menarik.
Pandemi ini kita akhirnya dipaksa untuk terus melakukan berbagai kegiatan yang bersifat digital. Bisa atau tidak, mampu atau pun mau, menyenangkan atau bahkan membosankan, yang tentu itu harus jika kita ingin terus berada dan diakui—padahal kalau pun tidak ada pandemi sebenarnya digital telah lahir. Lalu, apakah teman-teman sudah menikmati atau masih memaki? Silahkan jawab dalam hati masing-masing.
Dari awal pandemi pasti teman-teman banyak mengisi dengan berbagai hal mulai dari yang penting hingga bisa jadi tidak atau kurang penting. Saya tidak akan menghakimi apa yang kalian lakukan, sebab orang tua kalian pasti lebih dulu telah melakukannya. Sebagai sebuah pembukaan pintu masuk apa yang akan saya sampaikan mungkin itu cukup untuk sekedar membangunkan teman-teman.
Perubahan demi perubahan pasti sudah sangat banyak dari awal pandemi salah satunya adalah status, baik yang sebelumnya masih dalam kandungan kini telah lahir, dari yang awalnya pacaran mungkin ini sudah ganti ke dua atau ketiga kalinya mungkin juga telah menikah, dari yang awalnya siswa kini sudah menjadi mahasiswa—eh apasih ga nyambung, maksain ini brijingnya—. Tidak terasa sudah memasuki semester dua, bagaimana sudah banyak yang didapatkan? Dalam akademik saya yakin sudah sangat banyak, lalu secara non akademik bagaimana?
Tidak bermaksud menyalahkan pandemi namun pendidikan dan pengalaman berorganisasi sebagai satu dari kegiatan non akademik telah terkendala, padahal kegiatan non akademik ini salah satu cara untuk teman-teman mendapatkan kesempatan meningkatkan kemampuan soft-skill. Pendidikan mungkin bisa kalian dapatkan, namun pengalaman itu pasti kurang. Kecuali, mereka yang telah berteman dengan teknologi pasti tetap bisa mengalami, meskipun tidak sebanyak yang didapatkan dibanding mahasiswa sebelum pandemi.
Sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan soft-skill mengikuti kegiatan pendidikan organisasi yang teman-teman lakukan sekarang adalah salah satu langkah pasti. Sebab di sebuah organisasi kalian akan mendapatkan berbagai pengalaman belajar dan bekerja. Mengawali kegiatan berorganisasi yang paling pertama harus dipelajari adalah berani menyampaikan pendapat di depan orang lain. Karena kebanyakan yang akan dihadapi dalam aktifitas berorganisasi adalah adanya sebuah forum. Forum merupakan sebuah wadah atau ruang yang berisikan orang-orang yang bertukar pikiran untuk membicarakan sebuah topik atau permasalah.
Setiap anggota organisasi yang lancar dalam komunikasi menjadi syarat penting untuk kemajuan organisasi. Komunikasi merupakan salah satu cara untuk kita bisa mengetahui apa yang dipikirkan oleh orang lain. Maka dalam sebuah forum, peserta forum menjadi ujung tombak dalam keberlangsungannya mencapai tujuan. Tujuan adanya forum adalah komunikasi dari anggota, mendapatkan informasi, mendapatkan informasi atau pengetahuan, dan menentukan jalan keluar sebuah masalah.
Dalam aktifitas berorganisasi, forum biasanya akan berbentuk diskusi, rapat, musyawarah, dan lain sebagainya. Sebenarnya kegiatan apapun bisa jadi sebuah forum, asalkan bisa memenuhi syarat. Ide atau persoalan mengenai apapun bisa menjadi syarat penting dalam sebuah forum, karena kita akan mengetahui apa yang akan dibicarakan. Syarat yang utama berarti adanya anggota atau peserta yang akan membicarakan ide atau persoalan tersebut. Anggota dalam hal ini berfungsi sebagai penyampai dan pendengar.
Syarat lain kegiatan bisa dikatakan sebuah forum yaitu, penyelenggara atau panitia, dan yang terakhir yaitu ketua atau pemimpin forum. Dua yang terakhir bisa jadi bias sebab semua tergantung forum yang dibuat seperti apa, yang jelas keduanya memiliki fungsi sebagai pengarah.
Anggota forum sebagai ujung tombak harus tetap patuh pada aturan-aturan forum agar forum dapat berjalan dengan baik. Meskipun tidak ada aturan tertulis dalam sebuah forum akan tetapi tetap ada etika yang harus diikuti. Etika berarti kegiatan yang dilakukan dengan memperhatikan kepantasan atau tidaknya suatu nilai yang telah dibuat jika tidak, maka bisa jadi anda akan mendapatkan konsekuensi.
Forum sebagai sebuah tempat menyampaikan pendapat memungkinkan perbedaan dan pertentangan akan terjadi. Maka sebagai anggota forum, etika yang baik adalah kita mendengarkan pendapat orang lain untuk mengetahui apa yang akan disampaikan. Selanjutnya, menunggu giliran atau waktu yang tepat dalam menyampaikan pendapat. Setelah menyampaikan pendapat, kita juga jangan memaksakan pendapatkan kita untuk diambil sebagai kesimpulan atau jawaban atas permasalahan. Tapi ketika kita yakin pendapat kita adalah yang terbaik sampaikan dengan retorika yang baik pula. Retorika yang baik sebagai etika forum adalah teknik atau cara dalam berbicara atau dalam istilah terkenal The art of speaking yang artinya seni di dalam berbicara atau bercakap. Maka dari itu, kita dilarang mencemooh, menjelek-jelekan, sentimen pribadi, apalagi hingga menghina SARA ke dalam forum bersama.
Baca juga :KKN Daring Tematik PPD Covid-19 sebagai Solusi Pembelajaran dalam Bidang Pendidikan di Masa Pandemi
Etika dalam forum harus terus menjadi sesuatu yang diperhatikan sebab kemenangan tanpa etika bukan sebuah kemenangan, melainkan hanya kepuasan. Etika terakhir yang harus diperhatikan adalah aturan tertulis yang mungkin dibuat oleh panitia atau penyelenggara forum. Dengan memperhatikan seluruh etika-etika di atas saya rasa seseorang peserta forum akan mampu memenangkan sebuah forum.
Memenangkan bukan berarti hanya sebatas diterimanya ide atau pendapat kita. Sebagai tempat pertukaran pikiran menang bisa berarti kita mendapatkan informasi yang terbaru sebab, ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang bisa berkembang. Namun kita bisa mengusahakan untuk ide pendapat yang kita miliki bisa diterima oleh forum. Sebenarnya saya bosan menuliskan cara di tulisan ini, sebab sudah sangat banyak bukan. Karena apapun teorinya sebenarnya cara terbaik melakukan sebuah cara adalah mempraktekannya. Usaha-usaha dalam memenangkan itu bisa dimulai dengan kita menguasai atau fasih dalam berbahasa yang digunakan agar kita bisa memiliki retorika yang baik pula. Misalnya forum Himpunan Mahasiswa Bahasa Indonesia berarti kita harus menguasai bahasa Indonesia yang baik pula.
Wawasan yang luas mengenai apa yang disampaikan juga harus kita miliki sebagai seorang yang akan menyampaikan pendapat. Hal ini dapat dibentuk dengan banyak membaca buku maupun tulisan-tulisan yang mudah didapatkan. Pengetahuan yang kita miliki tersebut menjadi senjata untuk kita dapat mengatur apa saja yang akan kita sampaikan kepada forum. Setelah memiliki dua cara di atas, bagian ketiga adalah kita harus mengetahui siapa yang akan kita beri pendapat, atau siapa yang sedang menjadi lawan bicara kita apakah dia orang yang sepakat dengan argument yang kita miliki atau tidak. Sehingga dengan demikian kita dapat menguasai forum. Dengan bisa mempraktekan ketiga poin di atas memungkinkan kita untuk memenangkan sebuah forum atau setidaknya kita akan menguasai forum yang diikuti.
Menjadi seorang mahasiswa kita tidak pernah tahu masalah mana yang akan kita hadapi, begitu pun dalam berorganisasi sehingga menyampaikan pendapat adalah sebuah hal yang harus kita lakukan. Mulai beranikan diri berbicara, diam itu tidak emas, diam bukan orang jawa jadi bukan emas.
Baca juga : Mata Kuliah Kewirausahaan: Solusi Kaum Labil Mahasiswa Depdiksatrasia
Penulis : Khoiri Setiawan