Senin, 31/01/22 – Permasalahan UKT sampai saat ini belum menemukan titik terang. Selama sebulan terakhir, mahasiswa UPI disibukkan dengan permasalahan pembayaran UKT. Banyak dari mereka yang tidak bisa melunasi UKT, bahkan tidak bisa membayarnya.
Hari ini mahasiswa UPI melakukan aksi menanggapi permasalahan-permasalahan UKT. Aksi ini merupakan hasil dari konsolidasi yang berlangsung pada tanggal 28 Januari 2022. Konsolidasi tersebut menghasilkan 2 keputusan eskalasi yang akan dilaksanakan berikutnya, yaitu mengadakan aksi online berupa menyebar propaganda di media sosial dan mengirim pesan kepada rektorat melalui whatsapp. Selain itu, dilakukan juga aksi langsung di depan Isola untuk menuntut rektrorat mengeluarkan kebijakan mengenai pembayaran UKT.
Isola menggugat sebagai aliansi yang menginvertarisir aksi kali ini membeberkan bahwa aksi ini menuntut 22 masalah yang hadir dari refleksi tahun lalu dan masalah-masalah tahun ini. Masalah-masalah tersebut berakar dari lima masalah utama, yaitu:
- Hadirkan mekanisme lain dalam bantuan biaya UKT: Pembebasan sementara UKT, pengurangan UKT, dan perubahan kelompok UKT.
- Berikan keringanan waktu untuk mahasiswa Seleksi Mandiri membayar uang pangkal sampai lulus.
- Berikan toleransi bagi mahasiswa yang kehilangan status kemahasiswaannya.
- Berikan perpanjangan waktu untuk membayar biaya pendidikan.
- Hentikan seluruh praktik maladministrasi yang terjadi di kampus.
Aksi ini diawali dengan aksi online ‘mengirim pesan kepada rektor’ pada pukul 13.00 dan dilanjutkan dengan long march mengelilingi UPI dengan tujuan akhir berkumpul di depan Isola. Di tengah long march, massa aksi mengajak massa lainnya untuk bergabung ke dalam barisan menuntut persoalan UKT.
Setelah berkumpul di depan Isola, massa aksi melakukan berbagai orasi untuk menyampaikan keresahan-keresahan yang ada dalam dirinya. Sebagian besar menuntut rektor untuk segera memberikan kebijakan mengenai UKT. Tuntutan-tuntutan yang diberikan tidak menyimpang dari hasil riset yang dilakukan sebelumnya.
Selain orasi, ada juga berbagai penampilan yang menggambarkan keadaan mereka sekarang dalam menghadapi persoalan UKT, salah satunya adalah performance art dari kelompok introvert yang menggambarkan betapa mahalnya UKT dan uang pangkal sampai mengharuskan mereka banting tulang agar mendapatkan uang untuk membayarnya.
Salah satu massa aksi, Alwidyansyah, menyampaikan bahwa aksi yang baik adalah aksi yang terpimpin secara praktik juga teori, “Aksi yang dilakukan idealnya diawali oleh riset, investigasi sosial, dan kelak akan melakukan aksi yang tepat dengan keadaan. Aksi yang dilaksanakan merupakan buah riset yang dilakukan, semoga bisa menghasilkan jawaban untuk massa”, ujarnya.
Penyampaian poin-poin tuntutan oleh massa aksi menjadi penutup dari serangkaian aksi yang dilakukan dalam membahas permasalahan UKT.
Baca juga: Embodied Justice Purified Speak Up To Fight: Representasi Pikiran Korban Dalam Sebuah Teatrikal
Penulis: Rifki Zaenal Muttaqin
Editor: Algina Shofiyatul Husna
Fotografer: Abdul Azis Zulfikar Karim