Para kutu buku sudah tidak asing lagi dengan kata perpustakaan, namun apakah Anda mengetahui Perpustakaan Nasional? Berada di mana gedungnya? Berapa banyak koleksi bukunya?
Berada di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta Pusat. Gedung 126,3 meter ini berdiri dengan kokoh menghadap ke arah Monumen Nasional. Memiliki 24 lantai operasional menjadikan Gedung ini sebagai Gedung Perpustakaan Nasional tertinggi di dunia.
Layanan dibuka setiap hari mulai pukul 08.00—21.00 WIB. Namun di masa pandemi ini, layanan perpustakaan hanya buka dari hari Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00—16.00 WIB dan libur ketika hari libur nasional. Fasilitas perpustakaan ini sangat lengkap, mulai dari loker penitipan tas dan barang, terdapat juga eskalator dan lift untuk memudahkan mobilitas para pengunjung, ruang teater, ruang zona promosi budaya baca, layanan anak, layanan koleksi buku langka, layanan multimedia, dan data center.
Jalan Panjang Perpustakaan Nasional
Berawal dari komunitas bernama Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang berdiri pada 24 April 1778. Kegiatan yang dilakukan komunitas ini seputar penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, khususnya bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, dan sejarah.
Bertempat persis di depan gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia saat ini. Bangunan itu bergaya retro khas Belanda.
“Mereka koleksi buku, peta, kemudian terbitan berkala kayak majalah, koran, dan juga naskah. Koleksi-koleksi itu sekarang ada di Perpustakaan Nasional.” Ungkap Antariksa Akhmadi, pekerja Layanan Keanggotaan & Penelusuran Informasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang, semua lembaga dan organisasi Belanda dihapus, termasuk Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Hal ini menyebabkan tidak banyak informasi yang didapat tentang perpustakaan.
Setelah Indonesia merdeka, diputuskan bahwa nama Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen sudah tidak relevan lagi dengan kondisi zaman. Pada tahun 1952, barulah diputuskan untuk mengganti nama menjadi Lembaga Kebudajaan Indonesia.
Dari periode 1945—1988, fungsi utama Perpustakaan Nasional dibina oleh Lembaga Kebudajaan Indonesia. Barulah di tahun 1989, melalui Keputusan Presiden yang menandai era baru kepustakawanan nasional di Indonesia. Dengan fungsi utama menyimpan semua bahan perpustakaan tercetak dan terekam yang diterbitkan di Indonesia, melaksanakan jasa pinjam, serta bertindak sebagai pusat perencanaan bagi perpustakaan sebuah negara. Sekitar tahun 2013, pembangunan gedung perpustakaan tertinggi di dunia ini dimulai dan diresmikan pada tahun 2017, oleh Presiden ke 7 Republik Indonesia, Joko Widodo.
Baca juga : 4 Bagian Sekitar Rumah
Kartini Bidang Perpustakaan
Pandangan masyarakat yang menganggap bahwa perpustakaan membosankan didobrak olehnya. Mastini Hardjoprakoso, pendiri Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Peran dan dukungannya sangat besar agar Perpustakaan Nasional Republik Indonesia berdiri.
Wanita kelahiran 7 Juli 1923 ini memiliki sifat yang gigih, ulet, rajin, dan gemar membaca buku. Dari karakternya inilah ia bisa membangun kerja sama dengan berbagai pihak untuk membangun Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam dipengaruhi oleh salah satu karya beliau. Buku berjudul The Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia, berisikan mengenai rendahnya tingkat bibliografi di Indonesia.
Mastini Hardjoprakoso merupakan kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pertama. Peran dan jasanya akan selalu dikenang sepanjang masa. “Kartini” bidang perpustakaan ini berperan penting untuk meningkatkan literasi bagi bangsa Indonesia, tidak memandang kasta, tahta, dan gender. Karena sejatinya ilmu pengetahuan dan informasi adalah hak seluruh warga Indonesia.
Tantangan dari Masa ke Masa
Zaman terus berkembang, seiring dengan itu kebutuhan akan informasi dari masyarakat semakin besar. Dulu informasi hanya sebagai pelengkap, di masa sekarang menjadi sebuah kebutuhan. Berkembangnya teknologi memudahkan kita memperoleh informasi, namun begitu butuh kebijakan dan kejelian untuk memilah informasi yang kita butuhkan.
Perpustakaan yang menyimpan banyak Informasi juga memiliki tantangan dari masa ke masa. Jumlah koleksi bacaan di Indonesia masih kurang. “Standar dari UNESCO, 1 orang bisa mengakses 2 sampai 3 buku. Sekarang rasionya gak seperti itu, jumlah buku di Indonesia masih kurang banyak dari jumlah masyarakatnya.” Ujar Antariksa Akhmadi.
Tantangan di masa kini adalah bagaimana Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ini menyediakan buku tidak hanya dalam wujud fisik, harus juga menyediakan wujud digital. Hal ini sulit dilakukan, karena banyak persyaratan seperti dari segi hak cipta, penerbitan, dan masih banyak lagi.
Tantangan lainnya adalah meningkatkan kunjungan masyarakat ke perpustakaan, terlebih di masa Covid-19 ini. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada awal Januari 2021 terpaksa melakukan penutupan sementara guna meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penyebaran virus.
Walau Perpusnas ditutup, masyarakat masih bisa mengakses koleksi secara online di layanan iPusnas, e-Resources, Indonesia OneSearch, e-Deposit, dan Akses Layanan ISBN.
Beragam Koleksi dan Cara Meminjam
Besarnya gedung ini selaras dengan banyaknya koleksi yang dimiliki Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Per 2019, ada 4,5 juta item berupa buku fisik berupa monografi, terbitan berkala, ada juga jurnal, terbitan majalah, naskah, koleksi video dan audio, serta buku digital. 200 ribu buku fisik dan 600 ribu buku digital yang bisa dipinjam oleh para anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan pembaruan koleksi tiap tahunnya, maka bukan tidak mungkin angkanya terus bertambah.
Koleksi buku fisik dan digital yang dimiliki Perpustakaan Nasional masih belum seimbang, terdapat buku yang memiliki versi fisik dan digital seperti novel-novel terbaru, namun masih banyak buku fisik yang belum ada versi digitalnya, terdapat juga buku-buku digital yang tidak ada versi fisiknya. Atas dasar ini Perpustakaan Nasional Republik Indonesia terus berupaya untuk menghadirkan, baik versi fisik maupun digitalnya.
Cara perpustakaan merawat dan memperbaiki buku sudah terprogram. Dalam jangka waktu tertentu petugas terlebih dahulu melakukan survei kondisi dengan mengecek kondisi buku. Jika ada buku yang perlu diperbaiki akan langsung diambil tindakan sesuai dengan tingkat kerusakannya.
Fakta menarik dari Perpustakaan Nasional, hampir 70% anggota adalah mahasiswa S1 ke bawah yang meminjam buku jenis akademik dan umum sesuai bidang perkuliahan.
Terdapat dua cara peminjaman buku, untuk buku digital Anda hanya perlu mendaftar dengan akun Gmail di aplikasi iPusnas,untuk buku fisik Anda terlebih dahulu harus mendaftar kartu anggota dengan cara datang ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta Pusat.
Perpusnas dan Rencana Panjang Penuh Rintangan
Tindakan jangka panjang Perpustakaan Nasional Republik Indonesiasecara garis besar adalah untuk membuat masa depan lebih baik dari masa sekarang. Dengan menyandang perpustakaan tertinggi di dunia, Indonesia memiliki cita-cita tinggi yang menguatkan budaya literasi masyarakat.
Central Connecticut State University (CCSU) melakukan penelitian bertajuk “World Most Literate Nations”. Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara yang dilakukan survei. Dalam hal ini, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengupayakan untuk menambah koleksi buku agar mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia, melakukan digitalisasi koleksi yang akan bisa diakses oleh orang banyak.
“Semakin tinggi (banyak) akses (bahan bacaan), otomatis budaya membaca akan tinggi. Sekarang kalau orang mau baca, tapi gak ada bukunya? Kan akhirnya gak akan baca. Tapi ketika di mana-mana sudah bisa liat buku pasti akhirnya akan membaca juga. itulah pentingnya membudayakan, dari yang awalnya hanya sedikit lama-lama orang akan terbiasa.” Ucap Antariksa Akhmadi.
Beragam upaya di bidang ilmu pengetahuan akan terus dilakukan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Kegiatan terdekat yang dibuat oleh Lembaga ini adalah kegiatan diskusi dan pemutaran film Avicenna Light From The East pada Senin, 12 April 2021. Pukul 10.00—13.00 WIB yang akan diadakan di Ruang Auditorium Perpustakaan Nasional jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, DKI Jakarta 10101.
Baca juga: Semangat Juang Lia Sylvia Dewi, Peraih Juara 1 Duta Baca Jawa Barat 2021