Setelah Pergi

Setelah Pergi 28 Junidi atas kepalahantu pisau melayangsetelah aku menatap ponsel 01 Julisiang sepekat malammalam seputih siangdi hangat hari aku gigil 20 Julinyala api yang hidup di matamudinginkan tulangkusetelah bahtera membawamu ke barat 19 Agustuswaktu seperti siputperut seperti batupuisi lahir…

SERPIHAN DIRIMU

ipang Serpihan Dirimukau nyala di antara pendar cahaya kotajendela-jendela toko pecahseperti bagian dari kitajalan lengang dan kau memenuhinyakaubeterbangan bagai bunga dan dedaunan semisementara kepalaku tanah yang kausinggahi kau dingin yang tak usaidan aku gelandangan yang berdiri di depan api malam…

4 NOSTALGIA KE MASA MABA

FIKSI MINI Orientasi Siap dan Pengenalan Kampus Segala keresahan menyibukkan diri selama beberapa hari. Mulai dari; memangkas rumput malas di kepala, mencari rekan yang tahu betapa menyebalkan dari setiap kesiapan dan sudah pasti menyiapkan kata ‘baik’ yang berarti terpaksa.  Jika…

4 ISOLASI DARI MASTURBASI

FIKSI MINI Renung Gunung Setiap jam empat pagi penuh pasrah, sesunyi lenggang notifikasi pada gawai. Dari jendela instagram nampak dua gunung. Menyembul. Ketika itu ketakutan akan gairah seksi menelanjangi diri. Ia ingin pergi mendaki gunung, mencari tempat yang baik untuk…

Peleburan Rindu

Aku adalah daun yang gugur Ditiup engkau dengan kata mundurDan kini pelik dingin yang turun mulai meredaMenyisakan aku dengan kesedihanMemaksaku berhadapan dengan perpisahanMenelantarkan ku dalam kesendirianMemandangimu dari kejauhan, yang mulai hilang pelan-pelan Dan aku adalah kekosongan yang menyatudengan berbagai macam…

CATATAN SEORANG VETERAN

kematian terentang seperti tangan kekasih bersiap memelukku pulang seolah aku mujahidin dari pertahanan terdepan dan maut ialah perempuan yang berlari menjemputku saat melihatku kembali dilubangi ratusan peluru tapi dalam sepetak ruang di hatimu aku adalah kubur tanpa batu aksara tanpa…

Sajak Kesaksian 1/5 Abad

Atap-atap rumah gugurBeras penghidupan satu minggu kuyupSebab langit nangis seharianDan bapak termenung putus kerjaMemandangi lantai kian keruh Kami bingung, kenapa si tetangga berada mendapat santunan negara Bulan makin matang di celah plafon yang jebolDan kutu-kutu gudik bar-bar di tubuhKami lihat…

Matahari Terbenam

-di 6° 51′ 48″ S, 107° 35′ 40″ E berdiri di depanku setengah lebih dekat dari lepasnya tawa kiranya mampu memberi jingga pada bentang kebiruan di jiwa berdiri di depanku membias hitam memenuhi pandangan menyekat celah dengan keberadaan semestinya tenggelam…

Penonton

Penonton apa jadinya bila kinikita terlempar jadi penontondi mana-mana menyaksimanusia dan ciptaannyabertarung bertahan hiduptidak ada darah tidak ada mayattapi kematian terasapada gema jejak kaki dan jerit manusiayang tak jelas tuju apa jadinya bila kinikita sampai pada akhirjam menunjuk tujuh pagisi…