Kematian Batu-batu

Puisi Rendi. A Rahman Kematian Batu-batu Kau akan melihat bongkahan-bongkahan batu marmerSebagai daging atau isi dari perut yang terkoyakMendengar deru bulldozer  dan denting pacul tambangSebagai teriakan-teriakan kesakitan Sebab di siniDari…

PAGI

PAGI Pagi ini mataharimembakar kesunyian. Suara-suara terbit sebagai kata-katayang menolak untuk punah. Tangan-tangan manusiatak berhenti untuk bekerja.Langkah-langkahnya menjelma jejak waktuyang melantunkan senandung gemuruh di tubuh musim yang kian rapuh. 2019…

HARI INI, KEMARIN DAN ESOK

HARI INI, KEMARIN DAN ESOK Hari ini adalah kenyataanyang dibenturkan takdir ke dalam puisi.Puisi selalu tak memiliki rumah, kataku.Dan aku tak pernah mempercayainya. Tapi aku selalu percayadengan kemarin yang meluap…

DI BAWAH BUMSIL

Di Bawah Bumsil adalah tempat gelap yang membuatku kesulitan melihat jalan panjang penuh harap yang akan berujung dengan atau tanpa kawan berpeluh, menjadi biru, dan berdarah atau berhenti dengan tanpa…

Suatu Ketika

Oleh: Joseph K Di hari yang sakit Pagi kusam Kupakai Pada tubuh Terluka Burung berkicau-kicau Sepi kita samar Dalam tari-tarian cemara Kita batang hampir patah Kawanku, sampai kapan berhenti bicara…

Harapan Purnama

(Adaptasi dari Puisi “Bulan Purnama untuk Malam Ini” Karya Choi, Jun) Oleh: Yusra Arafah Araida ​Suara klakson bersahutan sana-sini, pengemudi motor dengan nyali besar selap-selip di antara truk besar. Asap…

Kompilasi Perpisahan

Perpisahan -Untuk Ramadhan kepul asap dari bara api di dadaku mengundang air mata ketika hati telah pecah seperti batu menciptakan mata air asin di atasnya yang mengalir ke sungai, menyusuri…

Sajak Serak

matahari membakar jalan-jalan menumbuhkan matahari baru di kepala para demonstran sungai tercipta, di sana, memenuhi aspal juga trotoar mengalirkan banjir kekecewaan bersama darah dan air mata rakyat dipenuhi pertanyaan tentang…