Minat literasi masih harus terus ditingkatkan. Jika dilihat dari beberapa kasus, majunya suatu bangsa dapat bergantung pada minat literasi yang tinggi. Literasi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam hal membaca, menyimak, mendengar, dan menyampaikan sesuatu. Dengan literasi, seseorang akan merasakan, memahami, dan juga memberikan refleksi atas apa yang telah dibaca.
Indonesia kaya dengan sumber daya manusia, namun minat literasi masyarakatnya tergolong rendah. Menilik artikel djkn.kemenkeu.go.id, UNESCO dalam penelitiannya bahkan menyebutkan bahwa dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang memiliki minat membaca. Data ini seharusnya membuat orang-orang sadar bahwa minat baca wajib digaungkan, ditumbuhkan, dan dikembangkan melalui wadah yang tepat. Oleh karenanya, Pesta Buku Isola menjadi salah satu bentuk solusi dari masalah tersebut.
Menumbuhkan Minat Literasi melalui Pesta Buku Isola
Pesta Buku Isola merupakan salah satu rangkaian acara Gebyar Bahasa dan Sastra Indonesia (GBSI) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang diadakan pada Kamis (07/11/24). Kegiatan ini didasari oleh keinginan meningkatkan daya dan minat literasi, khususnya di kalangan mahasiswa yang hadir pada kegiatan tersebut. Pesta Buku Isola dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai jurusan dan angkatan. Zara, penanggung jawab acara Pesta Buku Isola menyampaikan tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan literasi dengan cara yang menyenangkan. Zara juga menegaskan dengan adanya kegiatan ini bisa saling berbagi ilmu dari buku yang telah dibaca.
“Tujuan dari acara ini tentu saja untuk meningkatkan literasi karena kita tahu minat literasi di Indonesia cukup rendah dan kita mau mengenalkan cara membaca yang menyenangkan dan mengubah mindset membaca itu membosankan,” ucapnya.
Dalam kegiatannya, GBSI bekerja sama dengan komunitas Baca Bareng UPI sebagai salah satu upaya menumbuhkan minat literasi. Fatimah, selaku tim inti dari komunitas Baca Bareng UPI menyampaikan komunitas ini hadir karena adanya keresahan terhadap minat baca di Indonesia. “Terdapat keresahan terhadap minat baca masyarakat Indonesia, harus ada wadah untuk minat baca yang ada di UPI dan terbentuklah Baca Bareng UPI,” tuturnya.
Baca juga: Piala Rendra Kembali Mendapatkan Kampiun Baru Setelah 5 Tahun Vakum
Metode Meningkatkan Minat Literasi ala Komunitas Baca Bareng UPI
Pesta Buku Isola mengadopsi konsep dari komunitas Baca Bareng UPI. Konsep yang diadopsi merupakan metode meningkatkan minat literasi ala Baca Bareng UPI. Saat praacara, partisipan diimbau sebelumnya untuk membawa buku bacaan seperti novel, self improvement, cerpen, ataupun puisi. Partisipan nantinya akan diarahkan untuk mengikuti metode yang diterapkan kegiatan ini.
Terdapat dua metode yang diterapkan. Pertama, metode baca hening. Partisipan diarahkan untuk membaca buku bawaannya secara hening dalam waktu 30 menit. Metode ini dilakukan supaya melatih fokus dan konsentrasi atas apa yang dibaca. Ini merupakan tantangan yang cukup sulit karena selama waktu berlalu, partisipan diimbau tidak melakukan apapun selain membaca. Kemudian, metode kedua yakni adalah sharing session. Metode ini digunakan setelah partisipan selesai baca hening. Pada metode ini, partisipan diperbolehkan untuk berbagi hasil membaca buku bacaan kepada partisipan lainnya. Mulai dari isi buku, hal yang paling menarik, atau kata-kata yang paling disukai dari buku tersebut.
Pesta Buku Isola sebagai Ruang Diskusi dan Refleksi Demi Minat Literasi
Firman, salah satu partisipan menyampaikan isi buku yang telah dibacanya. “Buku yang saya baca judulnya ‘Belajar Marketing Belajar Hidup’ karya Henry Manampiring. Hal yang menarik dari buku ini tuh mengenai riset pasar. Riset pasar di sini poinnya adalah mengenai segmentasi, kita perlu tau apakah orang ini tuh cocok apa engga sih dijadiin gebetan,” ucapnya.
Bacaan yang dibagikan Firman menghadirkan banyak tanggapan dari partisipan lain. Sebuah dialog antarsesama tercipta sehingga terbentuklah ruang diskusi. Hal ini menjadi sesuatu yang interaktif sehingga partisipan lain pun dapat mengetahui sebagian isi buku tanpa membaca buku tersebut.
Kedua metode ini dapat diterapkan kepada khalayak umum. Hal terpenting adalah memberikan waktu yang cukup untuk membaca secara hening. Metode ini melatih fokus dengan mengabaikan berbagai distraksi. Setelahnya dilanjutkan dengan sharing session, yang membantu melatih refleksi terhadap bahan bacaan. Metode ini mampu membuat seseorang memahami, menanggapi dan berdialektika. Demikianlah usaha kegiatan Pesta Buku Isola untuk meningkatkan minat literasi di Indonesia.
Penulis: Saddam Nurhatami Umardi Putra
Editor: Muhammad Hilmy Harizaputra
Baca juga: Senja Anugerah: Penutupan Gebyar Bahasa dan Sastra Indonesia