Bandung, 12/11/21 Teater Lakon menggelar pementasan resital dengan judul “Baluweng” yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut di Gedung Gegeut Winda (PKM) lantai dua Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan mengangkat tema “Keabu-abuan yang Tak Berujung” Teater Lakon mempersembahkan tiga pementasan drama
Pada hari pertama, Teater Lakon mempersembahkan pementasan teater “Buah Limus Murag Ku Angin” selama dua sesi. Sesi pertama dilaksakan pada pukul 14.00-16.00 WIB dan sesi kedua dilaksanakan pukul 19.00-21.00 WIB. Sebelum pementasan dimulai, Aghnia Tazqiah dan Zulfiqar Azhari dari ASAS UPI menampilkan pembacaan puisi berjudul Bergegas Menujumu karya Yopi Setia Umbara dan Kado Pernikahan karya Edwar Maulana.
Acara dilanjutkan dengan pementasan teater yang berkisah tentang buah limus yang terkena angin dan kemudian jatuh di genteng Suparya (Syaiful Ma’arif). Sudira (Ahmad Maulana Hasan) merasa malu karena dilaporkan oleh Suparaya, tetangganya. Sudira didakwa telah merusak rumah Suparya karena buah limus yang ditanam di halamannya jatuh tertiup angin kencang saat hujan dan menimpa genting rumah Suparya, sehingga genting kamar mandi Suparya pecah berantakan dan air hujan menerobos masuk.
Pementasan drama yang disutradarai oleh Irfan Badrul Zaman ini berhasil membawa perasaan penonton lewat alur dan penokohan yang disuguhkan. Acara diakhiri dengan foto bersama dengan para pemeran teater.
Baca Juga : Malam Jahanam : Pementasan Resital Teater Lakon Bandung
Penulis : Yasmin Afra Shafa Sudirman
Editor : Algina Shofiyatul Husna