oleh Dzulumat
Kakak-kakakku sekalian.
Mohon terima hormat saya ini
Dengan kepolosan dan lubang menganga
Pada intelektualitas yang saya miliki
Izinkan saya untuk mendulang segala ilmu
Agar penaku bisa semewah penamu
Kakak-kakakku sekalian
Mohon terima maaf adikmu ini
Tiada lagi syair yang tersiar
Semenjak perundungan terus kau gencarkan
Berlindung pada kata ‘kritikan’
Yang ternyata isinya hanya cacian
Kakak-kakakku sekalian
Janganlah berburuk sangka
Pada keberpihakan yang kugaungkan
Karena aku hanyalah hitam putih yang tersesat
tak terkontaminasi pada warna-warni perjuangan
Merah muda maupun biru tua
Kakak-kakakku sekalian
Bersantailah barang sejenak
Siang malam kau begitu serius
Sampai-sampai binar wajahmu
Perlahan terbenam
dan memudar
Dikeruk kesombongan
Digerus kekosongan
ps; dari adikmu yang jarang baca buku
Baca juga : Kita tidak bisa menulis lagi, tentang penghapus