Mari Menghidupkan ‘Ruh’ Puisi

Saat ini, hasrat masyarakat untuk mengekspresikan diri melalui puisi kian membandang. Banyak orang menulis puisi lalu memublikasikannya, baik itu ke media sosial ataupun ke media cetak. Sayangnya, banyak–tidak semuadari puisi tersebut yang kurang berkualitas, namun diterbitkan begitu saja tanpa disaring atau disunting lebih dulu.

Hal tersebut yang diangkat Doddi Ahmad Fauji pada bagian awal bukunya, Menghidupkan ‘Ruh’ Puisi. Ia menyatakan bahwa hasrat berpuisi memang tidak bisa dibendung dan itu adalah hak setiap orang. Namun, tentu saja dalam berpuisi pun ada hal-hal  yang perlu diperhatikan. Lewat buku Menghidupkan ‘Ruh’ Puisi, kita akan dibawa menyelami seluk beluk puisi, sehingga tahu bahwa– oh, menulis puisi ternyata tidak sesulit yang kita kira, dan tidak semudah pula yang dibayangkan.

Dalam bukunya ini, penulis mencoba membahas perpuisian mulai dari istilah, definisi, jenis, analisis, revisi, hingga pada petunjuk penulisan puisi. Isi buku didasarkan pada pengalaman penulis dalam membaca dan memahami puisi orang lain, juga berisi pengalamannya sendiri dalam prosesnya berpuisi. Peribahasa “pengalaman adalah guru terbaik” agaknya menjadi pijakan Doddi kala menulis buku ini.

Lantas, mengapa ‘menghidupkan ruh puisi’? Apa puisi mempunyai ruh yang perlu dihidupkan? Pada pembahasannya, Doddi menganalogikan jiwa/ruh dan raga manusia dengan jiwa/ruh dan raga puisi. Jiwa puisilah yang dianggap penting dalam sebuah puisi, karena itu yang membuatnya hidup. Jiwa itu salah satunya adalah amanat yang hendak disampaikan penyair kepada pembaca.

Ditulis menggunakan gaya bercerita dengan bahasa sederhana. Hal itu  membuat paparan dalam buku ini mudah dipahami. Penjelasannya tidak banyak yang bersifat teoretis—bahkan beberapa pengertian istilah dituliskannya dengan, “sebenarnya persoalan ini tidak terlalu penting…”, sehingga langsung terjun pada inti pembahasan.

Beberapa gagasan ada yang diulang di bagian tertentu, sebagai penegasan. Hal itu membuat kita jadi serasa diingatkan kembali akan poin-poin pentingnya. Selain itu, buku ini menyertakan pula banyak contoh puisi dilengkapi pendapat pribadi penulis terhadap karya-karya puisi yang dijadikan contoh.

Buku ‘Menghidupkan Ruh Puisi’ amat menarik secara isi, tampilannya pun sederhana. Hanya saja, ketika membaca, fokus saya berulang kali teralih kepada terlalu banyaknya penggunaan tanda baca koma di beberapa bagian.

Berpuisi bisa dilakukan siapa saja. Bagi mahasiswa bahasa dan sastra, buku ini sangat bisa dijadikan salah satu referensi, acuan, atau pegangan yang tepat jika kita hendak berpuisi. Buku ini juga dapat  meningkatkan kualitas puisi kita.

Identitas Buku

Judul Buku: Menghidupkan Ruh Puisi: Seluk Beluk dan Petunjuk Menulis Puisi untuk Pemula
Penulis: Doddi Ahmad Fauji
Tahun Terbit: 2019
Penerbit: SituSeni
ISBN: 978-602-5434-785

Baca juga: Sehat Raga, Silahturahmi Tetap Terjaga Melalui OBAMA

Penulis: Maretta Dwi Anjani