Memasuki musim penghujan, hampir setiap hari hujan tak ingin absen mengguyur Kota Bandung. Termasuk siang itu. Namun hal tersebut tidak mengurangi antusias para mahasiswa untuk menghadiri Generasi Campus Roadshow di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kampus Bumi Siliwangi pada Senin (04/11/2024). Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Narasi dan Grab Indonesia.
Sekitar 6.000 mahasiswa dari berbagai kampus datang memenuhi gedung gymnasium UPI lantai 2. Tidak hanya mahasiswa UPI, melainkan mahasiswa Unpad, Unpas, Unpar, hingga Telkom turut datang mengisi ketiga tribun dan satu lapangan utama.
Acara dimulai sekitar pukul 13.30 oleh Aryo dan Asmara sebagai pembawa acara. Pada sesi pembukaan, Didi Sukyadi, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI menyampaikan harapannya, “Selanjutnya saya berharap para mahasiswa baik dari UPI maupun kampus lain untuk memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, menyimak apa yang disampaikan. Kemudian juga mengambil pelajaran dari apa yang disampaikan.”
Dilanjut dengan sambutan dari Neneng Gunadi selaku Country Managing Director of Grab Indonesia. “Sebenarnya kita ingin menjembatani antara generasi-generasi yang berbeda, generasi X, Y, Z. Kenapa? Karena kita tahu setiap generasi itu bahasanya beda, cara berpikirnya beda, tapi kita pingin supaya kita semua saling belajar dan saling mengerti,” ujarnya menjelaskan tujuan dari acara Generasi Campus Roadshow.
Bersama Najwa Shihab, Dee Lestari, dan Nicholas Saputra, sesi talkshow dimulai dengan dipandu oleh kedua MC. Salah satu topik menarik dalam sesi talkshow ini yakni persoalan Gen Z yang dilabeli sebagai generasi stroberi. Ditayangkan sebuah hasil survei yang mengatakan bahwa 6 dari 10 perusahan di Amerika Serikat memecat Gen Z atau fresh graduate karena beberapa alasan, di antaranya kurang motivasi dan inisiatif, keterampilan berorganisasi yang buruk, keterampilan komunikasi yang buruk, kesulitan menerima feedback, keterampilan pemecahan masalah yang buruk, dan kesulitan bekerja dalam tim.
Menurut Najwa, inisiatif dan motivasi akan datang dengan sendirinya bila sudah menemukan hal yang dianggap penting. Seseorang akan mau dan rela menghabiskan waktu untuk sesuatu yang penting. “Find something yang menurut kalian penting. Habiskan waktu untuk membunuhi itu. Motivasi terpenting itu dari internal dan itu hal-hal yang menurutku seringkali jadi gap komunikasi antara kita yang udah tua-tua ini dengan kalian yang masih muda-muda,” jelas Najwa
Gen Z juga dikatakan memiliki kemampuan komunikasi yang buruk dan seringkali dianggap tidak sopan. Menanggapi ini Dee mengatakan bahwa kemungkinan Gen Z terpapar banyak informasi dari internet seperti chat dan caption yang hampir tidak ada struktur. Sehingga kebiasaan membaca, belajar formal, mengikuti webinar harus terus ditingkatkan untuk memperkaya kosakata. “Yang nanti akan menilai kalian, akses paling gampang untuk menilainya adalah cara kalian berbahasa, cara kalian bertutur, cara kalian menulis,” kata Dee. Menurutnya, orang yang intelektual itu sudah pasti dapat berbahasa secara runut, baik ketika menulis maupun berbicara.
Selanjutnya, Asmara menunjukkan beberapa stereotip tentang Gen Z yang seringkali menimbulkan pro-kontra dan perasaan tak nyaman bagi Gen Z sendiri. Beberapa diantaranya adalah lemah mental, manja, mudah menyerah, dan selalu menghubungkan segala sesuatu dengan kesehatan mental. Agung Karmalogy, peserta sekaligus alumnus Mahasiswa UPI yang saat ini menjadi salah satu selebritas Tiktok, menyampaikan pandangannya bahwa stereotip akan selalu ada di setiap generasi. Namun yang menjadi penting adalah usaha untuk keluar dari stereotip yang ada. Ia juga mengatakan bahwa saat ini mungkin Gen Z masih kesulitan untuk membuktikan bahwa stereotip yang ada itu salah, karena sekarang, dalam dunia kerja khususnya, Gen Z masih berada di posisi junior atau belum memasuki era untuk mengubah keadaan.
Acara talkshow ini selesai sekitar pukul 4 sore. Salah satu peserta acara memberikan tanggapan mengenai acara tersebut, “Ada banyak juga yang ga aku tahu akhirnya jadi tahu. Sebenernya apa yang ditampilan ngga semua salah, beberapa aku rasa ada benernya. Dan dengan diskusi ini jadi dapet masukan dan menambah pengetahuan dari mereka yang lebih berpengalaman dari pada kita,” ungkapnya.
Penulis: Sri Fatma Hidayah
Editor: Alma Fadila Rahmah
Baca Juga: Potret Kesejahteraan Guru Honorer Saat Ini